Hidup Penuh Dengan Masalah

Kita hidup dalam zaman yang penuh dengan berbagai tekanan. Minuman keras, penyalahgunaan obat-obatan, perlakuan kejam terhadap anak, pergantian pekerjaan, perceraian dan masih banyak lagi yang harus kita hadapi. Kebanyakan dari masalah-masalah ini merupakan tanda-tanda orang yang tak dapat mengatasi tekanan, mereka tidak bangkit untuk menghadapi Goliat dengan keberanian yang telah Allah sediakan bagi kita semua.

Setiap babak kehidupan mempunyai tekanannya sendiri tak terkecuali dalam tahun-tahun kanak-kanak dan remaja, bahkan angka bunuh diri sedang meningkat diantara kawula muda antara usia tigabelas dan sembilanbelas tahun. Banyak dari anak-anak muda ini tidak tahu bagaimana caranya mengatasi tekanan, karena orangtua mereka juga tidak tahu bagaimana mengatasi tekanan.

Orang-orang yang baru menikah mempunyai tekanan-tekanan. Pada sebuah skala tekanan dari satu hingga seratus, yang baru menikah saja menunjukan angka limapuluh. Begitu banyak penyesuaian yang harus diadakan seperti, penyesuaian keuangan, penyesuaian karir, dan penyesuaian peranan. Banyak pasangan muda tidak siap untuk bangkit menghadapi tantangan itu. Bahkan orangtua tunggal (tak bersuami atau beristri) juga mempunyai tekanan-tekanan yang besar seperti, tantangan keuangan, kesepian, dan penyesuaian pada setiap bidang kehidupan.

Allah tidak memberikan sayap kepada kita untuk terbang lari dari masalah-masalah. Ia tidak mengangkat kita keluar dari dunia untuk menghindarkan kita dari pengalaman tekanan, melainkan Ia memberikan kekuatan kepada kita untuk berjalan melewati tekanan dan dikembangkan justru sewaktu kita berada di bawah tekanan.
Allah mengijinkan ketiga orang Israel; Sadrakh, Mesakh dan Abednego untuk masuk dalam perapian yang menyala-nyala, tetapi Ia memelihara mereka. Allah tidak akan selalu menurunkan panasnya tekanan masalah, namun Ia akan selalu masuk disana bersama dengan kita dan memberikan kita kekuatan untuk mengatasi apapun yang kita hadapi.

Kita dapat mengatasi masalah-masalah dengan salah satu dari empat cara yang cukup terkenal yaitu; Pertama lari menjauh dari masalah, kedua pergi memutari masalah (hanya untuk menghadapinya kembali kemudian), ketiga abaikan semua masalah, atau yang keempat hadapi masalah dengan keberanian. Cara manakah yang akan kita pilih? Perilaku Daud di dalam 1 Samuel 17:48, mencerminkan sikap seorang pemenang karena ia berlari menemui Goliat.

Keberanian adalah sikap yang kita perlukan saat kita sedang menghadapi bahaya, kesulitan atau kesakitan. Keberanian adalah sifat berdiri teguh dan bukannya melangkah mundur pada saat menghadapi tantangan, pada saat kita bertindak dalam roh keberanian, kita akan menghadapi musuh kita dengan keyakinan bahwa kita akan menang, Daud tidak pernah menunggu untuk menghadapi seorang Goliat melainkan ia berlari menemui Goliat dan mengalahkanya.

Kita dapat mendatangi masalah-masalah kita dengan cara yang sama seperti yang Daud lakukan dalam 1 Samuel 17:45, “Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kau tantang itu.”

Kita tidak dapat lari dari masalah, kita tidak dapat hanya berputar-putar disekitar masalah ataupun kita tidak dapat mengabaikan setiap masalah yang kita hadapi, yang Tuhan inginkan adalah kita menghadapinya dengan segala keberanian kita, karena janji-Nya kepada Yosua adalah sama juga janji-Nya kepada kita “Bukankah telah kuperintahkan kepadamu; kuatkan dan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati. Sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi.”


Tidak ada komentar: