Laut Tembaga

Ada sebuah pengertian yang khusus didalam Firman Allah untuk orang percaya yang dibesarkan sebagai orang yahudi. Dalam Perjanjian Lama, di dalam Tabernakel ada sebuah baskom besar terbuat dari tembaga yang disebut Bejana Pembasuhan, di dalam Bait Allah Salomo, ini disebut Laut Tembaga/Laut Tuangan (Bronze Sea). Diameternya 15 kaki dan menampung kira-kira 8000 galon air bagi imam untuk pembasuhan.

Dalam 2 Tawarikh 4 diceritakan: “Lalu ia membuat mezbah tembaga yang dua puluh hasta panjangnya, dan dua puluh hasta lebarnya dan sepuluh hasta tingginya. Kemudian dibuatnyalah "laut" tuangan yang sepuluh hasta dari tepi ke tepi, bundar keliling, lima hasta tingginya, dan yang dapat dililit berkeliling oleh tali yang tiga puluh hasta panjangnya.
Di sebelah bawah tepinya ada gambar lembu-lembu yang mengelilinginya sama sekali, sepuluh dalam sehasta, merangkum "laut" itu berkeliling; lembu itu dua jajar, dituang setuangan dengan bejana itu. "Laut" itu menumpang di atas dua belas lembu, tiga menghadap ke utara dan tiga menghadap ke barat, tiga menghadap ke selatan dan tiga menghadap ke timur; "laut" itu menumpang di atasnya, sedang segala buntut lembu itu menuju ke dalam.

Tebal "laut" itu setapak tangan dan tepinya serupa tepi piala, seperti bunga bakung yang berkembang. "Laut" itu dapat memuat tiga ribu bat air. Lagipula dibuatnya sepuluh bejana pembasuhan dan ditaruhnya lima pada sisi kanan dan lima pada sisi kiri sebagai tempat pembasuhan; di situ orang membasuh apa yang diperlukan untuk korban bakaran, sedang "laut" itu adalah untuk para imam sebagai tempat membasuh.

Ia membuat sepuluh kandil emas sesuai dengan rancangannya dan menaruhnya di dalam Bait Suci, lima di sebelah kanan dan lima di sebelah kiri. Selanjutnya ia membuat sepuluh meja dan menempatkannya di dalam Bait Suci, lima di sebelah kanan dan lima di sebelah kiri; ia membuat pula seratus bokor penyiraman dari emas. Ia membuat juga pelataran para imam, halaman besar dan pintu-pintu halaman itu; pintu-pintu itu dilapisinya dengan tembaga. "Laut" itu ditaruhnya pada sisi kanan, arah tenggara. Dan Huram membuat juga kuali-kuali, penyodok-penyodok dan bokor-bokor penyiraman.

Demikianlah Huram menyelesaikan pekerjaan yang harus dilakukannya bagi raja Salomo di rumah Allah, yakni kedua tiang, dengan kedua bulatan ganja di kepala tiang itu, kedua jala-jala yang menutup kedua bulatan ganja itu; keempat ratus buah delima untuk kedua jala-jala itu, dua jajar buah delima untuk satu jala-jala guna menutupi kedua bulatan ganja yang di atas tiang itu.
Juga telah dibuatnya kereta-kereta penopang dan bejana-bejana pembasuhan yang di atas kereta-kereta itu; "laut" yang satu itu dan kedua belas lembu di bawahnya. Kuali-kuali, penyodok-penyodok, garpu-garpu dan segala perlengkapan lain yang dibuat Huram-Abi bagi raja Salomo untuk rumah TUHAN adalah dari tembaga upaman. Raja menuang semuanya itu di Lembah Yordan di dalam tanah liat antara Sukot dan Zereda.

Salomo membuat segala perlengkapan itu dalam jumlah yang amat besar, sehingga berat tembaga itu tidaklah terhitung. Salomo membuat juga segala perlengkapan yang ada di rumah Allah, yakni mezbah dan meja-meja tempat menaruh roti sajian, lagipula kandil-kandil dari emas murni dengan pelita-pelitanya, untuk dinyalakan di depan ruang belakang sesuai dengan peraturan; kembang-kembangnya, pelita-pelitanya dan sepit-sepitnya, dari emas, semuanya dari emas murni; pisau-pisaunya, bokor-bokor penyiramannya, cawan-cawannya dan perbaraan-perbaraannya, dari emas murni; juga pintu masuk rumah itu, dan pintu-pintu yang di sebelah dalam ke tempat maha kudus, dan pintu-pintu ke ruang besar Bait Suci, semuanya dari emas.

Bejana Pembasuhan yang terbuat dari tembaga ini diletakkan pada tempat khusus baik di Tabernakel maupun di Bait Allah. Posisinya berada diantara para penyembah dan seluruh bagian Tabernakel yang lain dan memberi arti pembersihan. Seorang penyembah diwajibkan untuk membasuh dirinya sebelum diizinkan masuk untuk menyembah, dalam Keluaran 30:17-21, Allah memerintahkan Musa untuk membuat sebuah peraturan bagi keimamatan yang berhubungan dengan bejana pembasuhan dari tembaga ini.

Para imam diharuskan membasuh tangan dan kaki mereka sebelum mereka dapat melayani dihadapan Tuhan. Tangan dan kaki mereka sama seperti tangan dan kaki kita, adalah bagian-bagian yang telah menjamah hal-hal yang ada didunia ini. Tangan dan kaki adalah simbol dari keterbukaan kita kepada dunia tempat dimana kita hidup, yang dipenuhi dengan dosa dan kejatuhan.

Pada hari-hari ketika bangsa Israel menyembah Allah di dalam Tabernakel dan di dalam Bait Allah, para imam harus melalui suatu pembasuhan ritual sebelum mereka diizinkan melayani Tuhan untuk kepentingan orang-orang Israel. Mereka harus melakukan hal tersebut tanpa salah kalau tidak penghakiman akan datang dan mereka pasti akan mati.

Firman Tuhan katakan: “Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki dengan air, supaya mereka jangan mati. Demikian juga apabila mereka datang ke mezbah itu untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban api-apian bagi TUHAN, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki mereka, supaya mereka jangan mati. Itulah yang harus menjadi ketetapan bagi mereka untuk selama-lamanya, bagi dia dan bagi keturunannya turun-temurun” (Keluaran 30:20).

Pembersihan oleh air dan Firman Allah tidak hanya terjadi pada pengalaman keselamatan saja tetapi harus terjadi secara terus-menerus. Kita membutuhkan pembasuhan terus-menerus dari Firman Allah untuk menjaga kita tetap kita bersih dan murni dari dosa dan semua pengaruh-pengaruh dunia ini juga untuk mengalami kepenuhan hidup Yesus di dalam diri kita.
Pelayanan kita kepada orang lain haruslah dengan tangan yang bersih dan hati yang murni dengan tujuan untuk memuliakan nama Tuhan karena Allah menunjukkan penghukuman yang keras berupa kematian kepada imam yang tidak melakukan pembasuhan tidak terkecuali kepada kita yang telah mengenal kebenaran Firman Tuhan.

Dengan cara yang sama, Allah memanggil kita agar kita tetap hidup bebas dari “Kematian” rohani yang terjadi karena kita tidak melakukan pembasuhan yang rutin oleh Firman Allah.
Kita harus disiplin dalam pembacaan dan perenungan Firman Allah setiap hari agar dibersihkan dan menerima kehidupan dan kekuatan rohani. Prinsip Alkitabiah bahwa apapun yang terdapat dalam kehidupan rohani seorang pemimpin (Kepala Keluarga) dapat ditiru oleh pengikut-pengikutnya, bila jemaat di bersihkan, dipenuhi dengan kehidupan dan kuasa dari Firman Allah, diurapi oleh Roh Kudus, mereka akan sanggup melayani keluarga, gereja…bahkan dunia dengan cara yang luar biasa.


Tidak ada komentar: