4 ciri orang Kristen

Menjelang malam murid murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa . “Tetapi Yesus berkata kepada mereka: “Tidak perlu mereka pergi , kamu harus memberi mereka makan.” Jawab mereka: “Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat , lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikanya kepada murid murid-Nya, lalu murid murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak dan mereka semuanya makan sampai kenyang.

Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh. Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki tidak termasuk perempuan dan anak-anak.
Cerita tentang pelayanan Yesus Kristus ini di catat di dalam kitab Injil Matius 14:13-21 dan Injil Yohanes 6:5-15 dan gambaran yang bisa kita ambil di atas bahwa ada 4 tokoh yang mewakili orang Kristen percaya saat ini;

Tokoh yang pertama, adalah Orang Banyak. Injil Yohanes 6:1-2 mencatat: “Sesudah itu Yesus berangkat keseberang danau Galilea yaitu danau Tiberias, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan yang di adakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Kita melihat disini banyak orang mengikuti Yesus tapi dengan motivasi yang salah, motivasi mereka mengikuti Yesus bukan dari iman yang sesungguhnya melainkan hanya karena mereka ingin melihat mujizat.

Dan ada juga begitu banyak orang yang menginginkan mujizat kesembuhan terjadi dalam kehidupannya tapi untuk menerima Dia sebagai Juruselamat/messias adalah hampir tidak masuk akal dalam pikiran mereka. Bagaimana mereka mau menerima Dia sebagai Juruselamat, Dia hanyalah anak seorang tukang kayu tapi kenapa Dia bisa melakukan mujizat? Hal itulah yang menjadi perdebatan sepanjang sejarah, Kebiasaan dari sekelompok orang banyak ini adalah ketika mereka sudah terbentur pada keadaan dimana uang sudah tidak bisa diandalkan lagi, tabib atau dokter sudah angkat tangan tidak bisa berbuat apa-apa, mereka baru mau menyerahkan hidup mereka kepada pilihan terakhir mereka; “Apapun itu sembuhkanlah saya.”

Dimana Tuhan ketika mereka senang? Ketika mereka kaya? Ketika mereka berpangkat? Ketika mereka dalam status sosial yang tinggi? Ketika mereka tercukupi? Tuhan hanya disimpan dalam lemari buku dalam kitab yang kudus, yang hanya bisa di buka sekali seminggu atau sekali setahun itupun kalau ada waktu senggang dan sukacita dalam hati.

Tokoh yang kedua, adalah Filipus. Injil Yohanes 6:5-7 mencatat: “Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Dimanakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Hal ini dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.”

Filipus adalah salah satu murid Yesus yang dalam urutan rasul-rasul namanya menempati urutan kelima sesudah Yohanes (Lukas 6:12-16), dan dia juga yang telah membawa orang-orang Yunani datang pada Yesus (Yohanes 12:20-22). Tapi kita melihat disini Iman Filipus adalah Iman yang penuh dengan logika, dia mengukur harga Iman itu hanya sampai di bilangan dua ratus dinar, dan itu tidak akan cukup pikirnya.

Dalam pikirannya bagaimana bisa memberi makan 5 ribu orang laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak (Matius 14:21). Dinar atau denarius (Yunani: denarion) adalah mata uang perak Romawi pada waktu itu dan satu dinar adalah upah pekerja harian dalam satu hari. Apabila kita memakai kurs sekarang ini, misalnya upah pekerja harian satu hari adalah Rp. 50.000 x 200 dinar = Rp. 10.000.000. Logikanya Filipus, lima ribu laki-laki dan istri mereka juga anak-anaknya mungkin sekitar lima belas ribu orang yang harus diberi makan. Dia tidak bisa memberi makan dengan uang Rp. 10.000.000 : 15000 orang = Rp. 667/orang
Karena itu dia katakan : “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” Paling tidak dia membutuhkan uang Rp. 150.000.000 atau 3000 Dinar untuk makan Rp. 10.000/orang dari lima belas ribu orang.

Iman yang dipenuhi dengan logika tidak akan bisa melihat mujizat Tuhan. Kita mungkin tidak mengalami keadaan seperti Filipus untuk memberi makan sejumlah banyak orang dengan uang yang terbatas, tapi kita mungkin menghadapi masalah keuangan dalam keluarga kita dimana kita harus berjuang ditengah perokonomian yang sulit, kita mungkin kehilangan pekerjaan, kita mungkin harus membayar tunggakan-tunggakan hutang perusahaan kita sementara keuangan kita tidak mencukupi, kebutuhan akan masa depan anak-anak kita dalam studi atau apapun itu, dan kita merasa bahwa mustahil kita bisa keluar dari persoalan tersebut.

Yesus dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang kita hadapi. Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan Firman Allah. Ia melihat dua perahu ditepi pantai, nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik kedalam salah satu perahu itu, yaitu perahu simon dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.

Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: “Guru telah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah mereka melakukanya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya diperahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.

Filipus dan simon menghadapi seperti juga yang kita hadapi sekarang ini tetapi mereka mau taat kepada perintah. Tuhan ingin kita mau bertolak lebih dalam lagi dalam mengenal akan kebenaran Firman Tuhan karena Dia ingin memberkati kita, apakah kita mau memakai logika atau Iman ketaatan dalam masalah yang kita hadapi? Berkat sedang menunggu kita dalam ketaatan.

Tokoh yang ketiga, adalah Andreas. Injil Yohanes 6:8-9, mencatat: “Seorang dari murid murid-Nya, yaitu Andreas saudara Simon Petrus berkata kepada-Nya: “Disini ada seorang anak yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan, tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”

Banyak perkara mujizat yang Tuhan buat dihadapan para murid-murid tetapi dimata Andreas, lima roti jelai dan dua ikan hanyalah makanan yang tidak berarti untuk lima belas ribu orang, jika kita tidak memakai mata iman dalam hidup ini maka segala sesuatu yang yang kita kerjakan kelihatan tidak akan ada harapan dan mungkin kita akan melihat bayang-bayang hidup yang tidak jelas karena kita kurang percaya kepada Dia.
Gelombang kehidupan mungkin menghantam hidup kita, dan kita akan berkata saya akan jatuh Tuhan...!! Apakah yang tersisa pada kita sekarang? setitik Iman? Setitik percaya? setitik pengharapan? setitik talenta? Atau sekalipun yang terkecil dalam hidup kita. Tuhan mau pakai itu untuk perkara yang luar biasa untuk kemuliaan nama-Nya tapi sampai dimanakah kepercayaan kita kepada Dia.

Petrus dalam ketakutannya mulai tenggelam ketika dia merasakan tiupan angin ketika dia berjalan diatas air untuk menemui Yesus. Apa yang dikatakan Tuhan Yesus? “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” (Matius 14:30-31). Badai boleh datang, gelombang boleh menerpa kita tapi biarlah pandangan Iman kita itu tetap fokus pada Yesus dan kita akan melihat perkara ajaib dan luar biasa, Tuhan akan kerjakan bagi kita.

Tokoh yang keempat, adalah Anak kecil, Injil Yohanes 6:9, mencatat: “Disini ada seorang anak yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan, tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”. Pelayanan Yesus tidak terbatas pada usia, status sosial, atau salah satu suku bangsa tapi mencakup pelayanan yang universal. Dan anak kecil ini memberikan gambaran tentang ketulusan hati, tidak egois dan percaya dalam iman yang sejati.

Dia mempercayai Yesus dan memberikan semua miliknya untuk bisa memberkati banyak orang dan dia percaya bahwa dia tidak akan kehilangan apapun apabila dia memberikan apa yang Yesus minta. Kenapa anak kecil yang memberikan lima roti jelai dan dua ikan kepada Yesus, apakah orang-orang dewasa tidak membawa bekal, selain anak kecil tersebut?
Kadang kala rasa tidak percaya dan takut kehilangan milik sendiri sering menjadikan kita egois sehingga menutup mata hati kita untuk memberkati orang lain, bahkan mungkin kita lebih percaya kepada uang atau harta benda kita dari pada kita mempercayai Yesus sebagai sumber berkat.

Hari semakin larut malam, kehidupan dunia ini akan lenyap dengan segala keinginannya, dunia sedang menangis dalam kehancurannya dan masih banyak orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita, entah mungkin mereka lapar akan Firman Tuhan ataupun mereka diam dalam keegoisan mereka, yang jelas Tuhan tetap mengasihi mereka dan Tuhan membutuhkan hati seperti seorang anak kecil untuk melayani mereka. Apakah kita memiliki hati itu?


Tidak ada komentar: