Tongkat Pengukur


Tongkat Pengukur
“Sebab Firman Allah….sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita” (Ibrani 4:12), Firman Allah sangat menusuk seperti pisau yang sangat tajam yang dapat memotong bahan yang paling keras sekalipun. Dalam ayat yang sama, Roh Kudus berkata bahwa Firman Allah “menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh”.
Dua kalimat di dalam Ibrani 4:12 ini menunjukkan kepada kita bahwa Firman Allah dapat menyingkapkan kedalaman hati manusia, bahkan apa yang kelihatannya tidak dapat terjangkau atau tersembunyi.
Membaca atau mendengarkan Firman Allah dapat menyingkapkan perbedaan yang sangat tipis antara jiwa dan roh, dan mengungkapkan apakah seseorang hidup secara kejiwaan atau hidup secara rohani. Kata “membedakan” oleh Roh Kudus dengan maksud tertentu untuk menggambarkan peran dari Firman Allah dalam hidup kita. Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa Firman Allah menyediakan standard atau “tongkat pengukur”, sebagai tolok ukur dalam kehidupan kita.
Firman Allah memberikan kepada kita cara untuk menilai hidup kita, agar kita dapat melihat apakah kita sedang hidup dalam jalan yang berkenan kepada Allah atau jalan yang masih jauh menyimpang dari Allah. Tetapi Alkitab tidak menilai perbuatan-perbuatan yang nampak saja, yang kelihatan murni di mata manusia, FirmanNya juga menyingkapkan motivasi-motivasi hati, rahasia-rahasia yang berada di balik perbuatan-perbuatan kita. “…segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita harus memberi pertanggung jawaban” (Ibrani 4:13, Amsal 16:2).
Tidak ada penafsiran yang berlebihan untuk mengatakan bahwa Firman Allah menguji baik kehidupan manusia secara lahiriah maupun kehidupan rohaninya, kehidupan jasmani dan rohani sama-sama berada dibawah pengamatan dan pengawasan yang cermat dari Firman Allah.
Ada waktunya saat kita mungkin ragu-ragu akan motivasi-motivasi kita. Kadangkala penghukuman palsu menyusup dalam hati kita, itulah saat dimana Firman Allah dapat memastikan atau meyakinkan kita kembali dan menolong kita untuk mengetahui bagaimana seharusnya memberi respon kepada Allah dan pekerjaanNya di dalam hati kita. Roh Kudus akan menggunakan Firman Allah untuk menuntun kita kedalam seluruh kebenaran.
Untuk menghindari penggunaan Firman Allah untuk menghakimi orang lain, maka kita harus mengingat palajaran yang Yesus ajarkan kepada murid-muridNya. Dalam Lukas 6:37-42 “Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi….” Yesus memperingatkan akan sifat suka menghakimi dan suka mengkritik orang lain, khususnya ketika kita mungkin buta oleh keadaan kita sendiri yang malah lebih buruk dalam hidup kita.
Seseorang yang cepat menghakimi kesalahan orang lain dan mengabaikan kelemahan-kelemahannya sendiri, akan menjadi kurang berguna ditangan Allah untuk memberi teladan kehidupan kepada orang lain bagi kemuliaan Yesus. Kita dapat melayani Tuhan dan orang lain dengan baik, dengan cara pertama-tama dan yang terutama kita harus mengaplikasikan kuasa pemahaman Firman Allah bagi hidup kita sendiri.

Tidak ada komentar: