Dikotomi Ilahi

Keluaran 20:18 “Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh.
Mereka berkata kepada Musa: "Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati."
Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: "Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa." Adapun bangsa itu berdiri jauh-jauh, tetapi Musa pergi mendekati embun yang kelam di mana Allah ada.

Suatu dikotomi ilahi! Yang satu mendekat, yang lain menjauh. Tuhan telah memanggil umat-Nya untuk masuk ke dalam keintiman tapi mereka menjauhi-Nya melalui jalan lain! Mereka memahami bahwa hanya orang-orang yang sesuai dengan karakter Tuhan, seperti yang di-gambarkan dalam 10 perintah Tuhan, dapat berdiri di hadirat-Nya dan tetap hidup.
Dengan menjauh mereka sedang mengatakan, “Kami tidak ingin hidup pada tingkat seperti itu, jangan biarkan Tuhan berbicara pada kami sekarang ini.”
Satu hal yang Tuhan ingin mereka lakukan ketika Dia memberikan 10 perintah Tuhan kepada Musa adalah untuk menyucikan tingkah laku mereka supaya Dia dapat melakukan hal-hal yang lebih besar lagi daripada sekedar melihat mereka dari jarak jauh.

Dia ingin berjalan bersama mereka dalam kesejukan di tengah padang gurun. Dia ingin duduk bersama mereka dan membagikan hati-Nya dalam satu persekutuan yang intim.
Tidak ada yang berubah bagi kita sekarang ini, Dia ingin melakukan hal yang sama sekarang dengan kita, tapi kenyataan yang menyedihkan ialah bahwa banyak orang Kristen tidak memiliki suatu perasaan yang nyata mengenai hadirat Tuhan yang tinggal tetap, karena kita seringkali menolak untuk membersihkan diri dari kekacauan hidup ini atau mungkin kita sudah berusaha untuk membersihkan kekacauan tersebut namun kita terjebak lagi di dalamnya.

Ketika orang-orang Israel memberitahukan kepada Musa bahwa mereka takut, Dia mencoba menjelaskan kepada mereka, "Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa." (Keluaran 20:20).

Alkitab berkata, mereka berdiri jauh-jauh sementara Musa pergi mendekati embun yang kelam di mana Allah berada. Suatu gambaran yang luar biasa, umat berlari kesana sementara Musa berlari kesini. Tuhan sedang berkata kepada kita: “mendekatlah kepada-Ku.” Dia mengizinkan kita mendekat kepada-Nya dan sekarang Dia telah turun kebawah sebab Dia ingin agar kita semua mendekat kepada-Nya bersama-sama.

Tuhan selalu mulai dengan para pemimpin, dan Musa telah masuk ke dalam kegelapan yang tebal itu sekali sebelum berada di puncak gunung itu. Pada saat itu, Tuhan menginginkan orang-orang Israel yang lain bergabung dengan Musa dalam hadirat-Nya. Ini menyatakan bahwa sejarah iman orang Yahudi mengalami suatu penurunan dari saat Tuhan berkata, “datanglah” dan mereka menjawab, “tidak mungkin”.

Perasaan tidak layak di hadapan Tuhan membuat bangsa Israel takut mendekat. Bagaimana dengan gereja Tuhan sekarang ini? Ada orang-orang yang tidak layak dihadapan Tuhan tetapi, mereka merasa layak untuk berdiri dalam perjamuan-perjamuan Tuhan bahkan itu sudah menjadi kebiasaan-kebiasaan yang harus dilakukan karena tuntutan egoisme dan kesombongan dimana tidak ada lagi kata pertobatan untuk berdiri dihadapan Tuhan.
Dan Tuhan bagi mereka hanya berperan sebagai bayang-bayang masa depan yang tidak jelas, ada ataukah tiada? Dan lebih celaka lagi, Firman Tuhan hanya dijadikan sebagai pedang untuk menghakimi orang lain untuk kepentingan pribadi mereka.


Tidak ada komentar: