“Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.” (Mazmur 50:15).
Surga memiliki saluran gawat darurat dua puluh empat jam, Allah menginginkan kita meminta pertolongan-Nya untuk mengatasi tantangan-tantangan atau pencobaan yang ada dihadapan kita, ketika pencobaan menghantam mungkin kita tidak punya waktu untuk percakapan yang panjang dengan Allah, kita hanya dapat berseru kepada Dia dengan keluhan yang tak terucapkan.
Daud, Daniel, Petrus, Paulus dan jutaan orang lain pernah menaikan jenis doa yang cepat ini untuk meminta pertolongan di dalam kesulitan.
Alkitab menjamin bahwa seruan kita untuk meminta bantuan akan didengar, karena Yesus peduli pada pergumulan kita. Dia menghadapi pencobaan-pencobaan yang sama seperti kita, Dia memahami kelemahan-kelemahan kita, karena Dia menghadapi pencobaan yang sama dengan yang kita hadapi, hanya Dia tidak berbuat dosa.
Jika Allah terus menanti untuk menolong kita mengalahkan pencobaan, mengapa kita tidak berpaling kepada-Nya lebih sering? secara jujur, kadang kita tidak ingin ditolong, kita terkadang ingin menyerah kepada pencobaan sekalipun kita tahu itu salah, pada saat itu kita mengira kita lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita.
Pada saat-saat lain kita malu untuk meminta Allah menolong kita, mungkin karena kita merasa tidak layak di hadapan Tuhan dengan daftar dosa yang panjang bahkan bertumpuk-tumpuk yang tidak pernah ada penyelesaian dengan Tuhan, oleh karena itu kita tetap menyerah pada pencobaan yang sama berulang-ulang.
Tetapi Allah kita, Allah yang luar biasa kemurahan-Nya, kesabaran-Nya, Dia senantiasa menunggu kita untuk datang kembali kepada-Nya. Firman Tuhan berkata: “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” (Ibrani 4:16).
Kasih Allah abadi, dan kesabaran-Nya tetap selamanya. Jika kita harus berseru meminta pertolongan Allah dua ratus kali sehari untuk mengalahkan pencobaan tertentu, Allah akan tetap dengan senang hati memberikan rahmat dan kasih karunia, jadi datanglah dengan berani. Mintalah kepada-Nya kuasa untuk melakukan hal yang benar dan kemudian percaya dan berharaplah bahwa Dia memberikannya.
Pencobaan-pencobaan membuat kita akan bergantung kepada Allah apabila kita menyadari bahwa Dia adalah penolong kita, sama seperti akar bertumbuh makin kuat ketika angin bertiup menerpa sebuah pohon, begitu juga ketika kita menghadapi sebuah pencobaan semakin kita berakar di dalam Dia, maka kita akan melihat mujizat dari badai pencobaan yang kita hadapi kita akan tetap berdiri kokoh menjadi lebih serupa dengan Yesus.
Setiap pencobaan merupakan kesempatan kita untuk berbuat baik, dan Allah tidak pernah menutup saluran gawat darurat-Nya yang on line satu kali dua puluh empat jam untuk kita akses dan disana ada suara yang akan berkata “berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.” (Yakobus 1:12).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar