Sebuah bayangan adalah sebuah pribadi, objek atau peristiwa yang merupakan simbol nubuatan dari seseorang atau sesuatu yang akan datang. “Bayangan” Alkitabiah seperti ini mirip dengan atau memiliki karakteristik dari pribadi atau peristiwa dimaksud. Sebagai contoh, domba paskah yang terdapat dalam Keluaran 11 dan 12 adalah sebuah bayangan dari Kristus.
Peran penebusan dan perlindungan dari darah Anak Domba Paskah secara nubuatan menunjukan peran yang akan Kristus genapi ketika Dia mati bagi dosa seluruh dunia. Bayangan Perjanjian Lama Domba Paskah mendahului penggenapan Perjanjian Baru yaitu Kristus, Anak Domba Allah.
Contoh lain adalah hukum-hukum Perjanjian Lama dari Allah, yang digambarkan dalam Ibrani 10:1 Sebagai “bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus menerus dipersembahkan, hukum taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.”
Karena apa yang Kristus lakukan, maka korban binatang tidak diperlukan lagi untuk tebusan dosa. Apa yang Kristus telah lakukan adalah korban “sekali untuk selama-lamanya” bagi dosa dan cukup tersedia untuk keselamatan semua orang yang menerima Dia dimanapun ia berada pada segala waktu (Yohanes 3:16; Ibrani 9:11-12, 23-28, 10:10, 1 Petrus 3:18).
Bayangan Perjanjian Lama ini belum sempurna, Allah memang merencanakannya demikian karena ini hanyalah bayangan dari apa yang akan digenapi seluruhnya di dalam ikatan Perjanjian Baru yang diteguhkan oleh Kristus. Campur tangan Allah dengan Umat-Nya berubah sepanjang sejarah sementara rencana-Nya bagi umat manusia semakin terbuka.
Hukum Musa memiliki begitu banyak peraturan diberikan kepada bangsa Israel untuk mempersiapkan mereka bagi kedatangan Anak Allah. Galatia 3:24-25 berkata, “Jadi hukum taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena Iman. Sekarang Iman itu telah datang, karena itu kita tidak lagi berada di bawah pengawasan penuntun” (lht juga Roma 7:6).
Adalah salah untuk bersikeras bahwa peraturan-peraturan khusus dirancang untuk kebaikan bangsa Israel pada suatu waktu dalam sejarah dibebankan ke atas orang Kristen sekarang ini. Sebuah contoh dari hal ini misalnya hukum tentang makanan dari bangsa Israel. Mungkin hukum ini berguna bagi kesehatan seseorang, tetapi untuk memaksakan bahwa hukum-hukum ini adalah hukum Allah untuk segala waktu akan merupakan kesalahan penafsiran yang serius.
Paulus mengatakan dalam Kolose 2:20-23 bahwa peraturan-peraturan tentang apa yang kita makan tidak dapat menyelamatkan kita, dan bahwa hanya pembenaran oleh Iman di dalam Kristus sudah cukup untuk keselamatan (Kisah 10:9-16, 1 Korintus 8:8, 10:3).
Contoh lain adalah kumpulan hukum Musa tentang perlunya korban binatang secara rutin supaya pengampunan diberikan oleh Allah.
Dalam kitab Ibrani pasal 9 dan 10, ditunjukkan keunggulan mutlak dari pengorbanan Kristus atas “darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda…betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.”
Sangat penting untuk dimengerti bahwa Allah dalam sejarah secara progresif menyatakan rencana keselamatanNya, hasil tertinggi dari rencana yang telah ditetapkan oleh Allah adalah kematian dan kebangkitan Anak-Nya. Ini tidak berarti bahwa prinsip kekal dari Perjanjian Lama telah tersingkir tetapi sebaliknya, prinsip-prinsip Perjanjian Lama telah terbentuk, untuk memimpin kita kepada pewahyuan Allah yang sangat penting yaitu AnakNya Yesus Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar