"Because of faith, Noah built an ark in the middle of dry land ... .. (Hebrews 11:7).
Imagine this situation: One day God came to Noah and said, "I'm disappointed with mankind. Around the world, no one except you are thinking of me. But Noah, when I saw you, I began to smile. I'm happy with your life, so I'll cover the world with the flood and start over with your family. I want you to build a giant boat that will save you and the animals. "
There are three problems that can lead to Noah hesitated.
First, Noah had never seen rain, because before the flood, God irrigate the earth from the bottom of the earth (Genesis 2:5).
Second, Noah lived hundreds of miles from the nearest ocean. Although he could learn to build an ark, how could she take him to the water?
Third, there is a problem in collecting all the animals and then keep it.
But Noah did not complain or make excuses. He trusted God completely, and it makes God terseyum. Trusting God completely means having faith that He knows what is best for our lives. We hope that he keep His promises, to help us in every problem and do the impossible if necessary.
The Bible says, "God's love to those who fear Him, to those who expect to His steadfast love (Psalm 147:11). Noah takes 120 years to build the ark. We imagine that he faced many a long day, without any sign of rain year after year. They rudely criticize him as' a madman who thinks that God spoke to him.
We imagine the children of Noah are often embarrassed by the giant boat being built in front of them, but Noah still believes in God. Believing is an act of worship, just as parents pleased when the children believe their love and wisdom, our faith makes God happy. The Bible says without faith no one is willing or pleasing God ... (Hebrews 11:6).
Save the population of animals from the flood all over the world require greater attention to the logistics and details. Everything must be done just as God set. And Noah was obedient, he obeyed exactly (in a way and time that God wants to be the ark was finished).
If God asks us to build a big boat, we might have some questions, objections, or reluctance. But Noah did not, he obeyed God with all your heart, it means doing anything that God asked without reluctance and hesitation.
God does not owe us an explanation or reason for everything that He asks us to do. Understanding can wait, but obedience can not, obedience will soon teach us about God than a lifetime of Bible discussions.
Senyuman Allah Dalam Ketaatan
“Karena Iman, Nuh membangun bahtera di tengah-tengah tanah kering…..(Ibrani 11:7).
Bayangkan situasi ini: Suatu hari Allah mendatangi Nuh dan berkata, “Aku kecewa dengan umat manusia. Di seluruh dunia, tidak seorang pun kecuali kau yang memikirkanKu. Tetapi Nuh, ketika Aku melihatmu, Aku mulai tersenyum. Aku senang dengan hidupmu, jadi Aku akan meliputi dunia dengan air bah dan memulai kembali dengan keluargamu. Aku ingin kau membangun sebuah perahu raksasa yang akan menyelamatkanmu beserta binatang-binatang.”
Ada tiga masalah yang bisa menyebabkan Nuh bimbang.
Pertama, Nuh tidak pernah melihat hujan, Karena sebelum air bah, Allah mengairi bumi dari dasar bumi (Kejadian 2:5). Kedua, Nuh hidup ratusan mil dari samudera terdekat. Meskipun dia bisa belajar membangun bahtera, bagaimana dia bisa membawanya ke air?
Ketiga, ada masalah dalam mengumpulkan seluruh binatang dan kemudian memeliharanya.
Tetapi Nuh tidak mengeluh atau membuat alasan. Dia mempercayai Allah sepenuhnya, dan hal tersebut membuat Allah terseyum. Mempercayai Allah sepenuhnya berarti memiliki iman bahwa Dia tahu apa yang terbaik bagi kehidupan kita. Kita berharap bahwa Dia memelihara janji-janjiNya, membantu kita dalam setiap masalah dan melakukan hal yang mustahil bila perlu.
Alkitab berkata, “Tuhan senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya (Mazmur 147:11). Nuh memerlukan 120 tahun untuk membangun bahtera tersebut.
Kita membayangkan bahwa dia menghadapi banyak hari yang melelahkan, tanpa adanya tanda hujan tahun demi tahun. Dengan kasar mereka mengkritik dia sebagai ‘seorang yang gila yang berpikir bahwa Allah berbicara kepadanya.’
Kita membayangkan anak-anak Nuh sering kali malu dengan perahu raksasa yang sedang dibangun didepan mereka, namun Nuh tetap mempercayai Allah. Percaya adalah tindakan penyembahan, sama seperti orang tua disenangkan ketika anak-anak mempercayai kasih dan hikmat mereka, iman kita membuat Allah senang. Alkitab berkata tanpa beriman tak seorangpun berkenan atau menyenangkan hati Allah…(Ibrani 11:6).
Menyelamatkan populasi binatang dari air bah seluruh dunia membutuhkan perhatian besar terhadap logistic dan rincian. Segala sesuatu harus dikerjakan sama seperti yang Allah tentukan. Dan Nuh adalah orang yang taat, dia menaati dengan tepat (dengan cara dan waktu yang Allah inginkan agar bahtera itu selesai).
Andaikata Allah meminta kita untuk membangun sebuah perahu besar, kita mungkin memiliki beberapa pertanyaan, keberatan, ataupun keengganan. Tetapi Nuh tidak, dia menaati Allah dengan segenap hati, itu berarti mengerjakan apapun yang Allah minta tanpa keengganan dan keraguan.
Allah tidak berhutang pada kita suatu penjelasan atau alasan untuk segala sesuatu yang Dia minta untuk kita lakukan. Pemahaman bisa menanti, tetapi ketaatan tidak bisa, ketaatan yang segera akan mengajar kita tentang Allah daripada diskusi Alkitab seumur hidup.
Bayangkan situasi ini: Suatu hari Allah mendatangi Nuh dan berkata, “Aku kecewa dengan umat manusia. Di seluruh dunia, tidak seorang pun kecuali kau yang memikirkanKu. Tetapi Nuh, ketika Aku melihatmu, Aku mulai tersenyum. Aku senang dengan hidupmu, jadi Aku akan meliputi dunia dengan air bah dan memulai kembali dengan keluargamu. Aku ingin kau membangun sebuah perahu raksasa yang akan menyelamatkanmu beserta binatang-binatang.”
Ada tiga masalah yang bisa menyebabkan Nuh bimbang.
Pertama, Nuh tidak pernah melihat hujan, Karena sebelum air bah, Allah mengairi bumi dari dasar bumi (Kejadian 2:5). Kedua, Nuh hidup ratusan mil dari samudera terdekat. Meskipun dia bisa belajar membangun bahtera, bagaimana dia bisa membawanya ke air?
Ketiga, ada masalah dalam mengumpulkan seluruh binatang dan kemudian memeliharanya.
Tetapi Nuh tidak mengeluh atau membuat alasan. Dia mempercayai Allah sepenuhnya, dan hal tersebut membuat Allah terseyum. Mempercayai Allah sepenuhnya berarti memiliki iman bahwa Dia tahu apa yang terbaik bagi kehidupan kita. Kita berharap bahwa Dia memelihara janji-janjiNya, membantu kita dalam setiap masalah dan melakukan hal yang mustahil bila perlu.
Alkitab berkata, “Tuhan senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya (Mazmur 147:11). Nuh memerlukan 120 tahun untuk membangun bahtera tersebut.
Kita membayangkan bahwa dia menghadapi banyak hari yang melelahkan, tanpa adanya tanda hujan tahun demi tahun. Dengan kasar mereka mengkritik dia sebagai ‘seorang yang gila yang berpikir bahwa Allah berbicara kepadanya.’
Kita membayangkan anak-anak Nuh sering kali malu dengan perahu raksasa yang sedang dibangun didepan mereka, namun Nuh tetap mempercayai Allah. Percaya adalah tindakan penyembahan, sama seperti orang tua disenangkan ketika anak-anak mempercayai kasih dan hikmat mereka, iman kita membuat Allah senang. Alkitab berkata tanpa beriman tak seorangpun berkenan atau menyenangkan hati Allah…(Ibrani 11:6).
Menyelamatkan populasi binatang dari air bah seluruh dunia membutuhkan perhatian besar terhadap logistic dan rincian. Segala sesuatu harus dikerjakan sama seperti yang Allah tentukan. Dan Nuh adalah orang yang taat, dia menaati dengan tepat (dengan cara dan waktu yang Allah inginkan agar bahtera itu selesai).
Andaikata Allah meminta kita untuk membangun sebuah perahu besar, kita mungkin memiliki beberapa pertanyaan, keberatan, ataupun keengganan. Tetapi Nuh tidak, dia menaati Allah dengan segenap hati, itu berarti mengerjakan apapun yang Allah minta tanpa keengganan dan keraguan.
Allah tidak berhutang pada kita suatu penjelasan atau alasan untuk segala sesuatu yang Dia minta untuk kita lakukan. Pemahaman bisa menanti, tetapi ketaatan tidak bisa, ketaatan yang segera akan mengajar kita tentang Allah daripada diskusi Alkitab seumur hidup.
Langganan:
Postingan (Atom)